Beberapa minggu yang lalu, salah seorang teman dalam support group saya posting status di path, yang isinya kira-kira susah banget potong rambut anak laki-lakinya yang baru berumur 2.5 tahun, saya comment di path, “same here!” Meskipun adek lebih kalem, tapi Kakak dan Adek ini keduanya drama kalau mau potong rambut 😅
Awalnya si Kakak, dipotong rambutnya oleh si bebeb. Tadinya, hanya pakai gunting, tapi karena lama prosesnya, akhirnya si bebeb beli clipper buat memotong rambut anaknya. Percobaan pertama gagal, Kakak kabur karena tidak suka dengan suara hair clippernya. Bebeb tidak hilang akal, beli lagi clipper yang less noise, tetep aja, Kakak kabur 😂 Oh, jangan tanya ya, kenapa ga coba di tempat potong rambut anak di mall semacam kiddy cut? Kami pernah coba, masuk aja ga mau 😜
Perlu waktu membujuk si Kakak untuk mau potong rambut lagi, sampai akhirnya kami pernah potong rambutnya waktu tidur. Coba dengan clipper, tapi anaknya langsung terbangun. Coba dengan gunting, susah bener deh. Kami akhirnya membuat kesepakatan, dan Kakak mau potong rambut dengan gunting saja. Tidak mau clipper. Lama guntingnya? Lama dong! Lancar? Enggaaaa…Kakak reweeeelll, karena semakin lama, semakin gerah, potongan rambut kecil-kecil menempel karena keringat dan membuatnya gatal. Kami buat kesepakatan lagi, Kakak mau potong rambut asal boleh sambil main bedak tabur. Iya, bedak bayi tabur itu. Supaya mau tenang, Kakak diijinkan main adonan bedak dan air, lalu kalau gatal, bedaknya langsung digunakan untuk ditaburkan ke badan.
Boros dong ya? Ya, anggap saja konversi harga potong rambut di mall dengan bedak botol 😅 (*mestinya tetap lebih murah sih, harga sebotol bedak di bawah 10ribu rupiah kok, potong rambut di mall? 10x lipatnya!)
Drama potong rambut menurun ke Adek. Entah si Adek ini ketularan Kakak atau beneran takut potong rambut, tapi kalau potong rambut bareng Kakak, treatmentnya mesti sama. Dua anak mesti pakai bedak tabur untuk dibuat adonan supaya perhatiannya teralihkan.
Sudah 5 tahun seperti itu, dan Kakak semakin bisa diajak ngobrol. Si Bebeb pun berusaha merayu anaknya untuk mau belajar potong rambut dengan clipper. Oiya si Kakak hampir selalu ikut Papahnya potong rambut ke tukang cukur asli3rut (*asli ti-garut, atawa asli dari garut) yang 10ribuan udah kece dan plus pijet kepala dan punggung 😆. Minggu lalu, sambil anter Papahnya, pulang-pulang rambut Kakak juga sudah dicukur. Dan ternyata, mau loh dipotong pakai clipper! Saya senaaaaang sekali 😍😍😍😍😍
Anaknya memang masih dipangku saat rambutnya dicukur, tapi waktu saya tanya bagaimana rasanya dipotong rambutnya dengan clipper jawabnya “Geli sih, tapi tidak sakit kok” Yiiipppiiieee (*ibunya kesenengan, budget beli bedak tabur bisa dihemat #eh 😜) dan mukanya senaaang sekali waktu saya ucapkan selamat karena Kakak berhasil mengalahkan rasa takutnya pada clipper.
Adek gimana? Surprisingly, di rumah ketika dipotong rambutnya beberapa hari lalu, Adek mau pakai clipper dan tanpa perlu pakai bedak tabur 😂😂 (*berarti yang kemarin niru Kakak ya Dek) dan potong rambutnya sebentar plus lancar.
Semoga seperti itu seterusnya yaaa nak-anak 😘
#day108