HUET – Melahirkan – Yoga

Apa hubungannya? 

Saya baru pulang helicopter underwater escape training (HUET), apa itu? Kursus teknik penyelamatan diri dari helicopter yang tenggelam 😅 sounds cool? Coba dipertimbangkan dulu 😁

Berhubung pekerjaan mengharuskan saya punya sertifikat training ini, ya ikutlaaaahh…Awal-awal denger trainingnya, “waaah, nanti bakal dimasukin ke dalam helikopter, dalem air, trus helikopternya dibalik!” Itu satu, yang lain bilang “Rasanya itu air masuk ke hidung, panaaas!” Ok, jiper pastinya 😆 

Kenyataannya? Bener siiihh 😂 masih mau bilang cool?

Tapi, segala hal yang pertama kali rasanya hampir selalu seru dan menarik kan? Itu yang saya rasakan. Jadi, terima teorinya di kelas, masih sangat amazed (*namanya belum pernah naik helicopter ya 😅) pas praktik? Saya sempatkan merenung sebentar cari motivasi, “Do I have to do these all?” (*meuni kabinabina teuing 😂😂). Selama simulasinya masih kepala di atas air, rasanya buat sebagian besar orang termasuk saya, pasti lebih mudah kan ya. Yang menurut saya challenging adalah ketika kita ada di dalam replika helikopter itu kemudian helikopter ditenggelamkan lalu harus menyelamatkan diri dari pintu maupun jendela helikopter yang tertutup, dengan kondisi tenggelam 2 mode, tenggelam lurus dan helikopter tenggelam dalam kondisi terbalik. Iya terbalik 180°. 

Semuanya berhasil saya lalui dengan baik 😊😊 dan saya memilih untuk berada dalam tim pertama yang mencoba simulasi. Prinsip saya, mau jadi  tim yang pertama atau terakhir, saya pasti harus mencoba kan, jadi ya sudahlah, saya ambil saja yang pertama hehe 😃

Setelah itu saya duduk, sambil melihat ke tim berikutnya. All we really need is stay calm and do not panic. Cukup ikuti saja urutan yang diajarkan oleh instruktur, everything is gonna be okay. Kalau panik? Rugi di kita kok, semakin lama menahan napas, belum hidung sakit kemasukan air, bisa lupa urut-urutan penyelamatan diri, dan di dalam air saja sudah mampu membuat kita disorientasi, jadi tidak perlu ditambah dengan perasaan panik, cuma bikin lupa. Oya, namanya juga training, meskipun dikondisikan seperti kejadian sebenarnya, tetap banyak penyelam dan instruktur ahli di sekeliling kita, jadi tetap tenang saja. Rasanya tidak nyakan memang kalau tenggelam, tapi kalau kita tidak pernah mencoba, (amit-amit) dalam kondisi sebenarnya kita jadi tidak tahu apa yang mesti dilakukan.

Saya jadi teringat momen-momen “jangan panik” ini dibutuhkan. Yang pernah hamil dan melahirkan pasti tau ya rasanya. Saya bersyukur sekali ikut kelas hypnobirthing dan senam hamil yang mengajari saya untuk tetap tenang dan tidak panik ketika kontraksi datang dan waktunya melahirkan, bahkan di anak kedua, sampai bukaan 9 saja saya tetap bisa bercanda, ngobrol, jalan dengan suami, dokter, maupun bidan ketika kontraksi berkurang. Sakit? Ya sakit sih memang, tapi ya dinikmati. Kalau saya panik, energi saya untuk melahirkan pasti akan habis untuk panik juga kan ya..

Saya pun ingat pesan yoga trainer saya untuk tidak ‘keburu nafsu’ mencoba gerakan baru. Saat melihat orang lain achieved pose baru dan saya belum bisa, saya panik, ingin buru-buru bisa, padahal dalam yoga, pencapaian orang sangat tergantung kemampuan masing-masing tubuhnya, jadi ya tidak akan sama, belum tentu sama untuk 2 orang dengan waktu latihan yang sama.

Dan manfaat belajar tenang saat persiapan melahirkan dan yoga itu akhirnya membawa saya tidak panik saat HUET. Hasilnya seperti harapan saya, baik-baik saja 😊 hidung perih? Ya pasti, karena tenggelam, tapi saya tidak menambah penyakit dengan menendang orang, atau tabrak sana sini karena panik 😆

#day112

Leave a comment